Jumat, 21 Oktober 2011 1 komentar

Jadi...begini,

Kemarin saya bukan siapa-siapa
Dan memang begitulah adanya
Saya menerimanya
Segala keterbatasan yang saya punya
Segala keterpurukan yang menerpa



Tapi bukankah Tuhan tak kan mengubahku
Jika aku tak berusaha mengubah diriku sendiri?
Aku merangkak perlahan
Mulai merajut cita-cita
Dan berusaha menjadikan diriku pantas atas cita-citaku

Tidak masalah bila kelihatannya aku tak akan mampu mewujudkannya
Aku perpegang padaNya
Bukankah Dia adalah apa yang dipersangkakan makhluknya?
Dari apa yang diberikanNya, aku belajar bersyukur
Dari apa yang diambilNya, aku belajar bersabar

Bagaimana aku tergantung siapa yang menilaiku
Jika nanti aku mulai sombong, ingatkan aku siapa aku sekarang

Jadi, siapapun saya nantinya adalah saya yang telah saya rencanakan
Atau apa yang telah direncanakanNya...

Senin, 27 Juni 2011 0 komentar

I'm OK...

*Well… Ready? Action!*


Pagi yang indah. Senyuman sang mentari cukup menyindirku, tau?! Huh! Aku tidak peduli.
Sejak kemarin kamu tak lagi jadi milikku. Kamu mengkhawatirkan ku ya? Kamu mengira aku masih mengingatmu. Kamu mengira aku terus terbenam dalam kesedihan atas perpisahan ini. Kamu mengira mataku masih basah oleh air mata karnamu. Kamu mengira aku menyesal berpisah denganmu. Kamu mengira aku tak berdaya tanpamu disisiku lagi. Kamu mengira…
Hhh! Kamu salah, Sayang… Kamu belum mengenalku rupanya. Kamu belum tau siapa aku ini rupanya. Kamu belum mengerti bagaimana aku ini rupanya. Kamu belum berhasil menyelami hatiku rupanya. Kamu belum juga paham bahwa kamu tidak benar-benar mencuri hatiku. Dan kamu tidak sadar bahwa aku telah mengambil hatiku kembali setelah sekian lama ku titipkan padamu!
Wahai, Sayang…
Terkejutkah kau karena aku sedemikian mudah berpaling dari pengkhianatanmu? Herankah kau karena sedemikian cepat aku bangkit dari kesakitanku? Apa kau tidak kagum jika sedemikian singkatnya otakku melupakan kenangan bersamamu?
Apa masih terasa menyenangkan bagimu jika aku masih terus memuja perilakumu? Apa masih terasa menakjubkan jika aku masih terngiang hangat sapamu? Apa masih membanggakan bila aku masih merindukan romantisme yang pernah kamu berikan?
Untuk apa, Sayang…
Agar semua pikiran orang mengakui kebaikanmu? Supaya hati orang luluh atas permohonanmu? Biar orang beranggapan betapa membanggakannya kamu untuk dicintai? Untuk menunjukkan pada semua orang betapa hebatnya kamu?
Tidak, Sayang…
Sungguh aku tidak ingin melupakanmu. Sama sekali tidak berniat menggantikanmu. Aku hanya ingin meyakinkan pada mata hatiku betapa tidak pantasnya kamu untukku. Aku hanya ingin menunjukkan pada diriku sendiri bahwa masih banyak kebahagiaan yang layak aku rasakan dari orang selain kamu. Biarkan aku melangkah mencarinya mulai hari ini dan seterusnya…
Tanpamu!
*Cut! OK! Good job!!!*
 
;